KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkah rahmat dan berkah-Nya sehingga makalah yg berjudul “Perkembangan Sistem Informasi” dapat saya selesaikan tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya untuk dosen pengampu mata kuliah Pengantar TI ibu Tutut Maitanti, S.Si.,M.Kom yang telah membimbing saya selama pengerjaan makalah ini.Saya sangat menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian yang bersifat membangun demi kesempurnaan di makalah-makalah berikutnya.
Dan akhirnya kami sangat berharap semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DETIK.COM
Review Detik.com
Detikcom ialah sebuah portal web yang berisi berita aktual dan artikel dalam jaringan di Indonesia. Detikcom merupakan salah satu situs berita terpopuler di Indonesia. Berbeda dari situs-situs berita berbahasa Indonesia lainnya, detikcom hanya mempunyai edisi daring dan menggantungkan pendapatan dari bidang iklan. Meskipun begitu, detikcom merupakan yang terdepan dalam hal berita-berita baru (breaking news). Sejak tanggal 3 Agustus 2011, DetikCom menjadi bagian dari trans corpora.
Detikcom merupakan portal kepada situs-situs:
§ detikNews
§ detikFinance
§ detikFood
§ detikHot
§ detiki-Net
§ detikSport
§ detikHealth
§ detikShop
§ detikTV
§ detikSurabaya
§ detikBandung
§ detikforum
§ blogdetik
§ serta beberapa fasilitas lainnya
Portal pada detikNews
detikNews terdiri dari
o Home
o Berita
o Daerah
o Internasional
o Kolom
o Wawancara
o Lapsus
o Tokoh
o Prokontar
o Profil
o Indeks
Portal pada detikFinance
detikFinance terdiri dari :
o Home
o Ekonomi Bisnis
o Finansial
o Properti
o Energi
o Industri
o Peluang Usaha
o Perencanaan Keuangan
o Indeks
Portal pada detik.net
detik.net terdiri dari :
o Home
o News
o Gadget
o Games
o Fotoshop
o Klinik Inet
o Tips & Trick
o Ngopi
o Foto Inet
o Indeks
Portal pada detik sport
Detik sport terdiri dari :
o Home
o Basket
o MotoGP
o F1
o Raket
o Sepakbola
o Sprot Lain
o Foto
o Video
o Indeks
Portal pada detik oto
Detik oto terdiri dari :
o Home
o Berita
o Mobil
o Motor
o Modifikasi
o Tips & Trik
o Konsultasi
o Komunikasi
o Ototets
o Galeri
o Indeks
Portal pada detikFood
detikFood trediri dari :
o Home
o Resep
o Makanan Anak
o Tempat Makan
o Kabar Kuliner
o Halal
o Konsultasi
o Galeri
o Video
Portal pada detikhealth
Detik health terdiri dari :
o Home
o Berita Sehat
o Seks Sehat
o Diet
o Obat & Penyakit
o Ibu & Anak
o Konsultasi
o Foto
o Video
o Indeks
Pada setiap portal memiliki pengelompokkan masing – masing dengan tujuan agar user lebih mudah mencari informmasi yang di butuhkan
Awal mula berdirinya detikcom
Pada zaman Orde Baru pak Budiono bekerja di tabloid detik yang akhirnya pada masa Orde Baru tabloid tersebut di berangus bersama-sama dengan tabloid Tempo karena pada masa Orde Baru kebebasan Pers belum diperbolehkan. Akhirnya setelah mengalami hal tersebut pak budiono berfikir dan terus berfikir, bagaimana caranya beliau bisa menyampaikan informasi tetapi tidak melalui media cetak dan akhirnya beliau mencoba bisnis dotcom yang pada saat itu belum populer, beliau membuat sebuah website yang ditawarkan kepada beberapa media cetak salah satunya adalah kompas tetapi beliau ditolak dengan alasan media yang ditawarkan beliau tidak efisien dalam menyampaikan informasi, dan belum ada segmentasi pasarnya, kemudian beliau menawarkannya ke media cetak yang lainnya, namun tetap saja ditolak. “Yah…namanya juga orang lagi butuh duit, ya cara apapun akan diusahakan semaksimal mungkin” Begitu tandasnya. Setelah itu akhirnya beliau berfikir dan bersama seorang temannya Abdul Rahman, beliau berinisiatif mendirikan detikcom sendiri dengan modal awal 100 juta rupiah, beliau mendirikan media informasi tersebut tepatnya pada tanggal 9 Juli 1998 dengan nama detikcom, yang dibarengi dengan on linenya media informasi sejenis seperti satunet.com, astaga.com, koridor.com, mandiri.com.
Pada tahun pertamanya detikcom hanya beranggotakan 3 orang, Pak Budiono sendiri bertugas sebagai orang yang berada didepan komputer untuk mengupdate berita ke website, sedangkan temannya bertugas sebagai reporter di lapangan dan ketika mendapatkan berita, temannya menyampaikannya melalui telepon, yang lebih uniknya lagi pada saat itu belum ada handphone, jadi reporter detikcom hanya bermodalkan uang coin. “saat meliput berita di istana negara reporter harus mencari telepon umum, pada saat itu ada di gedung telkom dan reporter harus kesana dahulu untuk menelpon dan menyampaikan berita kepada saya yang berada di kantor detikcom”, Ucap pak Budiono sambil mengingat kenangan itu. “Setelah selang beberapa bulan detikcom online, kami mendapatkan iklan pertama, pada saat itu iklan pertamanya adalah iklan Processor Intel Pentium III”, tambahnya lagi sambil memperlihatkan gambar tampilan detikcom yang pertama kali terbit dengan iklan pertamanya dalam slide presentasinya. Detikcom pada saat itu berkantor di Lebak Bulus tepatnya di samping stadion sepak bola Lebak Bulus.
Filosofi nama detik sendiri adalah karena detikcom ingin menyajikan informasi yang ter-update setiap jam, menit bahkan detik. Sejalan dengan berkembangnya teknologi dan “meleknya” masyarakat akan internet, detikcom semakin menanjak naik sebagai news online nomor satu di negeri ini. “Rangking detikcom menanjak ketika kejadian-kejadian luar biasa di negeri ini terjadi, diantaranya ketika Soeharto turun, Soeharto meninggal, Poligaminya A’a gym, terbitnya majalah Playboy indonesia dan yang lainnya” ucap pak Budiono dalam Presentasinya.
Dahulu tampilan detikcom yang hanya berisi berita-berita saja sekarang telah berubah menjadi iklan, ya…banyak sekali iklan yang ada di detikcom, dan inilah sebenarnya penghasilan yang luar biasa dari perusahaan ini.Detikcom sekarang bukan hanya saja sebagai news online saja melainkan menjadi Portal, dari mulai blogs yang dinamai blogdetik.com, forum, detiknews, detikhot dan masih buanyak lagi fasilitas yang tersedia di detikcom.
Dan Pada 3 Agustus 2011 Para Group mengakuisisi detikcom (PT Agranet Multicitra Siberkom/Agrakom) . Mulai pada tanggal itulah secara resmi detikcom berada di bawah Trans Corpora. Chairul Tanjung, pemilik Para Group membeli detikcom secara total (100 persen) dengan nilai US$60 juta atau Rp 521-540 miliar. Setelah diambilalih, maka selanjutnya jajaran direksi akan diisi oleh pihak-pihak dari Trans Corpora — sebagai perpanjangan tangan Para Group di ranah media. Dan komisaris Utama dijabat Jenderal (Purn) Bimantoro, mantan Kapolri, yang saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama Carrefour Indonesia, yang juga dimiliki Chairul Tanjung. Sebelum diakuisisi oleh Para Group, saham detikcom dimiliki oleh Agranet Tiger Investment dan Mitsui & Co. Agranet memiliki 59% saham di Detik.com, dan sisanya dimiliki oleh Tiger 39%, dan Mitsui 2%
Manajemen DetikCom
§ Komisaris Utama: Drs Raden Suroyo Bimantoro
§ Wakil Komisaris Utama: Zainal Rahman
§ Komisaris:
1. Sutrisno Iwantono
2. Calvin Lukmantara
§ Direktur Utama: Abdul Rahman
§ Wakil Direktur Utama: Budiono Darsono
§ Direktur Sales dan Marketing: Nur Wahyuni Sulistiowati
§ Direktur Entertainment: Wishnutama Kusubandio
§ Direktur IT: Andry S Huzin
§ Direktur Keuangan dan HRD: Warnedy
Redaksi DetikCom
§ Pemimpin Redaksi : Budiono Darsono
§ Wakil Pemimpin Redaksi : Arifin Asydhad, Didik Supriyanto
§ Dewan Redaksi : Abdul Rahman, A. Sapto Anggoro
§ Redaktur Eksekutif : Nurul Hidayati, Puteri Fatia
§ Redaktur Pelaksana : Andi A. Sururi (detiksport), Is Mujiarso (detikhot), Wicaksono * Hidayat (detikinet), Indra Subagja (detiknews), Nurul Qomariyah (detikfinance), Dadan Kuswaraharja (detikoto), Irna Gustia (detikhealth), Iin Yumiyanti (New Media)
§ Detiknews: Gagah Wijoseno (Koordinator Liputan), Fitraya Ramadhanny (Wakil Redaktur Pelaksana), Adi Nugroho, Andi Saputra, Andri Haryanto, Anwar Khumaini, Aprizal Rahmatullah, Ari Saputra, Chazizah Gusnita, Deden Gunawan, Didiet Tri Kertapati, Didi Syafirdi, Elvan Dany Sutrisno, E. Mei Amelia R, Fajar Pratama, Gunawan Mashar, Heri Winarno, Hestiana Dharmastuti, Irwan Nugroho, Laurencius Simanjuntak, Lia Harahap, Luhur Hertanto, Mega Putra Ratya, Moksa Hutasoit, M Rizal Maslan, M Taufiqqurahman, Nala Edwin, Niken Widya Yunita, Nograhany Widhi K, Novi Christiastuti Adiputri, Nurul Ken Yunita, Nurvita Indarini, Rachmadin Ismail, Ramadhian Fadillah P, Rita Uli Hutapea, Yuda Ari Kusuma.
§ Detikfinance: Akhmad Nurismarsyah, Angga Aliya ZRF, Herdaru Purnomo, Ninik Setrawati, Ramdhania El Hida, Suhendra, Wahyu Daniel, Wherry Enggo Prayogi.
§ Detiksport: Doni Wahyudi (Wakil Redaktur Pelaksana), Arya Perdhana, Kris Fathoni W, Mohammad Resha Pratama, Narayana Mahendra Prastya, Okdwitya Karina Sari, Rossi Finza Noor.
§ Detikhot: Adhie Ichsan, Annisa Steviani, Fakhmi Kurniawan, Han Kristi, Herianto Batubara, Komario Bahar, Mahardian Prawira Bhisma, Nugraha Rodiana, Prih Prawesti, Rachman Haryanto, Yulia Dian Candra Kusuma.
§ Detikinet: Achmad Rouzni Noor II, Andrian Fauzi, Ardhi Suryadi, Fino Yurio Kristo, Rachmatunnisa, Trisno Heriyanto.
§ Detikfood: Devita Sari, Eka Septia.
§ Detikoto: Luthfi Andika, Muhammad Ikhsan, Syubhan Akib.
§ Detikhealth: AN Uyung Pramudiarja, Merry Wahyuningsih, Vera Farah Bararah. DetikTV: Ahmad Triyanto, M Rasyid.
§ DetikFoto: Dikhy Sasra (Redaktur), Aries Suyono, Agus Purnomo.
§ Suara Pembaca: Dwi Arif Ikhwanto
§ Kepala Biro Surabaya: Budi Sugiharto
§ DetikSurabaya: Budi Hartadi (Koordinator Liputan), Fatichatun Nadhiroh, Imam Wahyudiyanta, Irawulan, Rois Jajeli, Zainal Effendi, Kikik Agnikristiani (Account Executive)
§ Kepala Biro Yogyakarta: Bagus Kurniawan
§ DetikYogya: Torie Natalova, Maria Rosari Sekar Seruni, Cathrine Nobi Susilo, Muchamad Nur Wachid, Hendy Adhitya Nurcahyo Aditya Wira Santika, Aditya Setyawan, Tarsoni, Rahmat Ilham (designer), Ati Dirgawati (sekretaris).[4]
§ Kepala Biro Bandung: Erna Mardiana
§ DetikBandung: Avitia Nurmatari, Baban Gandapurnama, Oris Riswan Budiana, Tya Eka Yulianti, Della Febrianty (Staf Adm), Puji Apriantikasari (Costumer Service), Rani Sumarni, Roy Marcos Hutapea (Account Executive).
§ Biro Daerah Non Biro: Gede Suardana (Denpasar), Muchus Budi Rahayu (Solo), Triono Wahyu S (Semarang), Taufik Wijaya (Palembang), Yonda Sisko (Padang), Chaidir Anwar Tanjung (Pekanbaru), Khairul Ikhwan D (Medan), M Nur Abdurrahman (Makassar), M. Hanafi Holle (Ambon).
§ Luar Negeri: Eddi Santosa (Belanda), Endang Isnaini Saptorini (Amerika Serikat), Liza Arifin (Inggris), Hanum Salsabiela Rais (Austria), Ramdhan Muhaimin (Malaysia)
§ Portal Publisher: Heru Tjatur (Vice President), Christian Partogi (Manager) , Ferona Y Faizal (Manager), Edward Napitupulu, Sena Achari, M Yunus (Koordinator Creative), Didik Wicaksono, Irwan Dharmawan.
§ Community Publisher: Meliyanti Setyorini (Manager) , Marwan, Karel Anderson, Karmin Winarta, Meizyana Saliha.
§ Sekretaris Redaksi: Marina Deviyanti, M Sidik (staf). Alamat Redaksi: Aldevco Octagon Building – Lantai 2 Jl. Warung Buncit Raya No.75 Jakarta Selatan 12740 Telp: (021) 794.1177 (Hunting) Fax: (021) 794.4472, Email: redaksi@detik.com.
§ Kontak Iklan: Telp: (021) 794.1177 Fax: (021) 794.1175, (021) 794.1176 Email: infoiklan@detik.com. Alamat Biro Yogyakarta: Jl Pacar No.1, Baciro Baru, Yogyakarta 55225, Telp: (0274) 546823 Fax: (0274) 512188
§ Alamat Biro Surabaya: Jalan Jimerto 17 A Surabaya Telp/fax: (031) 5474465 Email: redaksi@detiksurabaya.com
§ Alamat Biro Bandung: Jl. Lombok No.33, Bandung 40115, Telp: (022) 4233533, 4262943 Fax: (022) 4262944 Email: redaksi@detikbandung.com
SEJARAH detik..com
Server detik..com sebenarnya sudah siap diakses pada 30 Mei 1998, namun mulai online dengan sajian lengkap pada 9 Juli 1998. Tanggal 9 Juli itu akhirnya ditetapkan sebagai hari lahir Detikcom yang didirikan Budiono Darsono (eks wartawan DeTik), Yayan Sopyan (eks wartawan DeTik), Abdul Rahman (mantan wartawan Tempo), dan Didi Nugrahadi. Semula peliputan utama detikcom terfokus pada berita politik, ekonomi, dan teknologi informasi. Baru setelah situasi politik mulai reda dan ekonomi mulai membaik, detikcom memutuskan untuk juga melampirkan berita hiburan, dan olahraga.
Dari situlah kemudian tercetus keinginan membentuk detikcom yang update-nya tidak lagi menggunakan karakteristik media cetak yang harian, mingguan, bulanan. Yang dijual detikcom adalah breaking news. Dengan bertumpu pada vivid description macam ini detikcom melesat sebagai situs informasi digital paling populer di kalangan users internet. Perkembangan jumlah pengunjung
Pada Juli 1998 situs detikcom per harinya menerima 30.000 hits (ukuran jumlah pengunjung ke sebuah situs) dengan sekitar 2.500 user (pelanggan Internet). Sembilan bulan kemudian, Maret 1999, hits per harinya naik tujuh kali lipat, tepatnya rata-rata 214.000 hits per hari atau 6.420.000 hits per bulan dengan 32.000 user. Pada bulan Juni 1999, angka itu naik lagi menjadi 536.000 hits per hari dengan user mencapai 40.000. Terakhir, hits detikcom mencapai 2,5 juta lebih per harinya.
Selain perhitungan hits, detikcom masih memiliki alat ukur lainnya yang sampai sejauh ini disepakati sebagai ukuran yang mendekati seberapa besar potensi yang dimiliki sebuah situs. Ukuran itu adalah page view (jumlah halaman yang diakses). Page view detikcom sekarang mencapai 3 juta per harinya. sekarang detik..com menempati posisi ke empat tetinggi dari alexa.com untuk seluruh kontent di Indonesia.
DETIK adalah salah satu pelopor media massa yang menggunakan basis internet sebagai alat pemberitaannya. Di awal kemunculannya, media ini dianggap cukup berani melakukan inovasi. Sebab, ketika muncul di tahun 1999, teknologi internet masih menjadi sesuatu yang dianggap langka dan mahal. Sehingga, banyak yang memprediksikan bahwa media ini tidak akan mampu bertahan lama dan mati seperti kelahiran sebelumnya.
Kisah awal media Detik ini menjadikan internet sebagai basis pemberitaan, berawal dari kisah pahit yang dialaminya. Ketika pada masa Orde Baru, media ini muncul dalam format sebagai majalah mingguan yang mengupas masalah politik sebagai pokok bahasan. Namun, kekuatan Orde Baru yang sangat ketat mengawasi pemberitaan media massa, memaksa majalah tersebut menyudahi kiprahnya untuk terbit dalam format majalah.
Hal ini karena Detik dianggap terlalu keras dalam pemberitaannya yang dianggap menyerang penguasa saat itu. Sehingga, dengan keputusan Menteri Penerangan saat itu, majalah Detik bersama Tempo dan Forum harus dicabut surat Ijin Usaha Penerbitan yang merupakan surat ijin usaha media massa.
Kisah detik..com Ketika Tempo bisa kembali terbit sebagai majalah, manajemen Detik mencoba membuat terobosan baru yang dinilai aman saat itu. Pilihan untuk menjadi sebuah media massa berbasis internet pun dipilih. Dan nama Detik tetap dipertahankan, dan menjadi sebuah brand yang cukup melekat di benak masyarakat.
Akibatnya, nama detik..com pun berulang kali terpilih sebagai top brand untuk kategori media massa online atas survey yang dilakukan berbagai lembaga penelitian. Hal ini karena posisi detik..com, sebagai media online pertama yang muncul di Indonesia.
Selain karena sebagai pelopor media online, detik.com dianggap memiliki kelebihan sebagai media online. Beberapa kelebihan detik.com di antaranya adalah :
1. Informasi yang cepat dalam menyampaikan informasi yang didapat dari masyarakat. Dalam hal ini update informasi dilakukan selama 24 jam.
2. Berita yang dimuat, ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami masyarakat.
3. Mudah mengaksesnya, dan bisa dinikmati dengan berbagai macam perangkat tekhnologi baik komputer maupun telepon genggam.
4. Memungkinkan interaksi pembaca melalui fasilitas forum pembaca. Sehingga masing-masing pembaca bisa saling berdiskusi atas sebuah topik.
5. Didukung oleh wartawan wartawan yang memiliki tingkat profesionalisme tinggi sehingga mampu menyuguhkan berita yang bermutu.
KOMPAS.COM
Review Kompas.com
Kompas.com merupakan portal berita dan multimedia paling terkemuka dan paling kredibel di Indonesia. Sebelumnya kompas online dikenal luas oleh masyarakat dengan sebutan kompas Cyber Media. Kompas didirikan pada tahun 2005. Sedangkan kompas online berdiri pada mei 2008 dengan pemutakhiran pada segi desain situs dan mutu beritanya. Pada tahun 2011 Kompas.com mendapatkan penghargaan Silver Awards sebagai portal Koran berita online terbaik di Asia dalam ajang Asian Digital Media Awards
Sejarah Kompas
Ide awal penerbitan harian ini datang dari Menteri/Panglima TNI AD Letjen Ahmad Yani, untuk mengadang dominasi pemberitaan pers komunis. Gagasan diutarakan kepada Menteri Perkebunan saat itu Drs Frans Seda, yang kemudian menggandeng Drs Jakob Oetama dan Mr Auwjong Peng Koen—dua tokoh yang memiliki pengalaman menerbitkan media cetak.
Untuk mewujudkan gagasan tersebut, dibentuklah Yayasan Bentara Rakyat pada 16 Januari 1965. Nama semula diusulkan Bentara Rakyat. Atas usul Presiden Sukarno, namanya diubah menjadi Kompas, yang berarti pemberi arah dan jalan dalam mengarungi lautan dan rimba. Kompas terbit pertama kali pada 28 Juni 1965 dengan tiras sebanyak 4.828 eksemplar.
Kompas sempat dua kali dilarang terbit. Pertama, pada 2 Oktober 1965 ketika Penguasa Pelaksana Perang Daerah Jakarta Raya mengeluarkan larangan terbit untuk semua surat kabar, termasuk Kompas, sebagai upaya agar pemberitaan tidak menambah rasa bingung masyarakat terkait peristiwa Gerakan 30 September yang tengah berkecamuk. Kompas terbit kembali pada 6 Oktober 1965.
Pada 21 Januari 1978, Kompas untuk kedua kalinya dilarang terbit bersama enam surat kabar lainnya. Pelarangan terkait pemberitaan seputar aksi mahasiswa menentang kepemimpinan Presiden Soeharto menjelang pelaksanaan Sidang Umum MPR 1978. Pelarangan bersifat sementara dan pada 5 Februari 1978, Kompas terbit kembali.
Pada edisi perdana, Kompas terbit empat halaman dengan 11 berita pada halaman pertama. Terdapat enam buah Iklan yang mengisi kurang dari separuh halaman. Pada masa-masa awal berdirinya, Kompas terbit sebagai surat kabar mingguan dengan delapan halaman, lalu terbit empat kali seminggu, dan dalam waktu dua tahun berkembang menjadi surat kabar harian nasional dengan tiras 30.650 eksemplar.
Sejak 1969, Kompas merajai penjualan surat kabar secara nasional. Pada 2004, tiras harian mencapai 530.000 eksemplar, sedangkan edisi Minggu mencapai 610.000 eksemplar. Kompas diperkirakan dibaca 2,25 juta orang di seluruh Indonesia. Dengan tiras sebesar itu, Kompas menjadi surat kabar terbesar di Indonesia. Untuk memastikan akuntabilitas jumlah tiras, sejak 1976, Kompas menggunakan jasa ABC (Audit Bureau of Circulations) untuk melakukan audit.
Saat ini, Kompas Cetak (bukan versi digital) memiliki tiras rata-rata 500.000 eksemplar per hari, dengan rata-rata jumlah pembaca mencapai 1.850.000 orang per hari yang terdistribusi ke seluruh wilayah Indonesia.
Redaksi Kompas.com
Kompas.com merupakan situs berita terpercaya di Indonesia. Diupdate secara terus menerus selama 24 jam sehari, dengan total readership lebih dari 10 juta orang. Sedangkan tingkat kunjungan atau lebih dikenal dengan sebutan page view, mencapai 40 juta setiap bulan.
Sebagai situs berita paling lengkap dan paling banyak dikunjungi di tanah air, Kompas.com menyediakan jasa pemuatan iklan melalui Internet (online advertising) yang menawarkan kreasi komunikasi interaksi, cyber ad, yang sangat atraktif dan efektif bagi pencinta dunia maya.
Mulai dari iklan banner yang telah akrab dengan pengguna web, Kompas.com pun memiliki berbagai jenis iklan lain yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pemasang iklan, seperti iklan banner kreatif, email blast, mini website, dan lain-lain.
Kompas.com juga memberikan layanan lain yang berhubungan dengan Internet dan multimedia, seperti pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan website serta berbagai aplikasi pemrograman, baik yang digunakan dalam website maupun untuk berbagai kebutuhan lainnya. Selama tujuh tahun, ratusan perusahaan dalam dan luar negeri telah menggunakan jasa Kompas.com.
Online news tak hanya bisa diakses melalui www.kompas.com, Kompas.com juga melayani Mobile News. Para pengiklan yang ingin memasang iklan bisa langsung berinteraksi dalam Online Advertising pada situs www.kompas.com. Layanan tanpa batas Kompas.com juga dilengkapi dengan layanan pembuatan materi presentasi dalam bentuk CD ROM interaktif dan multimedia.
Format : Web media
Situs : www.kompas.com
E-mail redaksi : redaksikcm@kompas.com
E-mail iklan : iklankcm@kompas.com
Telepon : 62-21 5350377 / 5350388
Perbandingan tampilan antara www.kompas.com dengan www.detik.com
1. Perbandingan waktu dalam mengakses.
Waktu kecepatan untuk mengakses situs www.detik.com lebih cepat, karna hanya membutuhkan waktu kurang lebih 10 detik. Di bandingkan dengan kecepatan dalam mengakses situs www.kompas.com yang terkasean lebih lama karna membutuhkan waktu sampai 20 detik.
2. Perbandingan tampilan.
Bila dilihat dari tampilan www.detik.com halaman situs ini lebih terlihat menarik, karna di lengkapi dengan background yang lebih cerah dan berwarna. Sehingga memberikan kesan yang menarik serta lebih terlihat gaul dan tidak kaku.
Sedangkan bila di lihat dari tampilan situs www.kompas.com situs ini lebih terlihat kaku dan tidak menarik, karna tmpilan pada background situs ini hanya berwarna putih polos dan tidak ada warna-warna yang lainnya. Yang memberikan kesan membosankan pada setiap orang yang mengaksesnya.
3. Perbandingan Iklan.
Pada situs www.detik.com lebih didominasi oleh iklan sehingga memberikan kesan bahwa situs tersebut mengandalkan profit serta menggantungkan profit pada penghasilan yang berasal dari pemasangan iklan. Selain itu, karena didominasi oleh iklan tampilan pada situs www.detik.comterlihat agak norak.
Sedangkan pada situs www.kompas.com tampilan iklan yang tertera pada situs tersebut tidak terlalu banyak sehingga lebih menampilkan kesan yang lebih formil dan tidak terlihat norak.
4. Perbandingan tampilan menu berita
Tampilan menu berita dari Detik.com pun terpapar dengan rapi di atas, yakni meliputi detikNews, detikFinance, detikHot, detiki-Net, detikSport, detikOto, detikHealth, dll. Saat mengKlik menu detikNews misalnya, maka akan langsung membuka windows baru. Hal ini memudahkan kita dalam memilih berita yang kita inginkan.
Kemudian mengenai headline berita terbaru juga terpasang di sebelah kiri atas dengan gambar yang cukup jelas dan background yang berbeda sendiri yakni biru tua. Entah itu mengenai dunia politik, artis, olahraga, ekonomi, dll.
Sedangkan pada tampilan menu berita di situs www.kompas.com lebih terkesan elegan, formal, serta lebih serius
5. Perbandingan content.
Bila membicarakan content antara www.detik.com dengan www.kompas.com isinya relatif sama, perbedaannya hanya terletak pada penggunaan segi bahasa.
Yang mana www.kompas.com memiliki beberapa keunggulan dibandingkan www.detik.com diantaranya : memiliki content otomotif, tekno, infotainment, BlackBerry Corner, Kesehatan, dan lainnya.
Sedangkan www.detik.com memiliki content yang tampilannya lebih sederhana diantaranya : etalase, seremonia, detikNews, detikFinance, detikOto, detikFood, detikSport, dan berbagai lainnya.
6. Sajian bahasa dan analisa berita.
Detik.com selalu menampilkan berita atau informasi dengan bahasa yang tidak begitu formal, dan begitu pula dengan analisa berita yang ditulis tidak begitu tajam sehingga memudahkan para pembaca untuk membacanya. Sedangkan pada Kompas.com, bahasa yang digunakan jauh terkesan lebih formal dan juga dengan bahasan atau ulasan mengenai suatu berita memang benar dikupas secara tajam (yah seperti silet gitu deh, hehehehe….). Pokoknya berita dari Kompas.com bahasanya formal berbeda dengan Detik.com, jadi bila orang membacanya harus berpikir lebih keras. Dan hal inilah yang menimbulkan kesan bagi saya, bahwa yang membaca Kompas.com adalah orang – orang yang berpendidikan tinggi.
7. Perbandingan tampilan video.
Tampilan video pada situs www.kompas.com lebih terlihat kurang jelas dan kurang menarik karena rata-rata dari isinya hanya terdapat video tentang berita-berita politik yang membosankan
Sedangkan tampilan video pada situs www.detik.com terlihat lebih menarik dan lebih jelas karena tampilannya lebih besar dan lebih bervariasi sehingga tidak menimbulkan kesan bosan pada setiap orang yang mengunggahnya
8. Perbandingan bahasa yang digunakan.
Penggunaan bahasa yang terdapat pada situs www.kompas.com lebih terkesan serius serta formil karena didominasi dengan kata-kata yang lebih baku dan lebih terkesan kaku sedangkan penggunaan kata pada situs www.detik.com lebih terlihat santai dan tidak terkesan kaku.
9. Perbandingan tampilan animasi.
Kelebihan www.detik.com :
· Tampilannya lebih banyak dan lebih menarik
· Tampilannya lebih menyegarkan pembaca sehingga pembaca tidak merasa jenuh pada saat membuka situs ini
· Warna pada tampilan animasi situs ini lebih bervariasi
Kekurangan www.detik.com :
· Gambar pada animasi agak sedikit norak
Namun pada situs www.kompas.com sulit sekali menemukan gambar animasi sehingga menjenuhkan pembaca.
10. Perbandingan audio-visual.
Kedua situs berita online tersebut memiliki fitur audio-visual atau video.Hal ini dibuat sebagai bentuk variasi penyajian berita ,sehingga ketertarikan masyarakat terhadap media online semakin meningkat.Selain itu elemen audio visual juga mempermudah masyarakat yang mengakses berita dan informasi tersebut.
Pada kompas.com video yang ditampilkan lebih baik,seperti kemudahan akses yang cukup lancar dan konten pada video itu sendiri.Pada detik.com video yang ditampilkan seringkali terputus-putus kemudian harus menunggu beberapa saat untuk buffering terlebih dulu,untuk kemudian bisa diakses kembali.
11. Perbandingan performance.
Situs detik.com masih terlihat relatif “kuno” baik dari segi tampilan, lay-out, maupun font-nya. Entah disengaja untuk mengakomodir permintaan orang yang “mapan”, atau memang TeNexGen yang belum terbiasa dengan tampilan seperti itu.
Di sisi lain, kompas.com hadir lumayan padat dengan rubrik-rubrik unggulannya. Setiap rubrik dipisahkan dengan hadirnya box sebagai pemisah. Alhasil, situs kompas.com tampil padat, meski dengan konsekuensi loading yang lama dan berat.
12. Perbandingan kecepatan mengakses video.
Kecepatan dalam mengakses video berita atau yang lain-lain pada situs www.kompas.com lebih cepat dan tidak putus-putus sehingga memberikan kenyamanan pada pengguna situs tersebut.
Sedangkan kecepatan dalam mengakses video pada situs www.detik.com lebih lama dan sering putus ditengah jalan sehingga memberikan kesan membosankan.
13. Perbandingan dalam segi kreatifitas atau seni.
Bila di lihat dari segi kreatifitas masing masing situs memiliki ciri khas yang berbeda beda, namun apabila di bandingkan nilai kreatifitas antara situs www.detik.com dengan www.kompas.com, situs www.detik.com memiliki beberapa keunggulan diantaranya adalah: adanya menu konten music yang mana di dalamnya terdapat kumpulan music, dari music dalam negri maupun luar negri yang mana dapat di nikmati langsung oleh setiap pengguna situs tersebut. Selain itu situs www.detik.com juga menyediakan manu art yg mana di dalamnya terdapat informasi seputar seni dari dalam negri maupun luar negeri seperti berita seputar berita tentang pementasan tari, serta masih banyak menu seni yang lainnya. Sedangkan www.kompas.com hanya memiliki beberapa menu yang berkaitan dengan nilai nilai seni atau kreatifitas.
14. Perbandingan game atau menu hiburan.
Bila dilihat dari jenis jenis game yang telah di sediakan oleh pihak www.detik.com maupunwww.kompas.com ada beberapa yang membedakan dari jenis jenis permainannya. Di antaranya adalah pihak www.detik.com lebih menyediakan jenis permainan yang berbentuk game edukasi yang mana selain dapat di nikmati oleh kalangan dewasa game ini juga dapat di nikmati oleh kalangan anak anak. Selain itu game ini juga berguna untuk menumbuhkan jiwa kreatifitas seorang anak dan juga menumbukhan rasa ingin tahu pada diri anak. Sedangkan pihak www.kompas.comlebih menyediakan atau menyajikan game game yang lebih bersifat lebih ke permainan yang di peruntukan untuk kalangan remaja seperti game poker dan juga lady popular.
Namun keduanya memiliki beberapa persamaan di dalam penyajian game, yakni selalu menampilkan game game yang terbaru atau ter up to date.
15. Perbandingan kontras pada gambar.
Bila di lihat dari kontas pada gambar yang ada pada situs www.detik.com dengan www.kompas.com, dapat kita bandingkan bahwa www.detik.com memiliki kontras gambar yang terlalu mencolok selain itu juga memiliki kontas yang terlalu terang sehingga menyebabkan mata terrasa sakit bila di lihat dalam waktu yang lumayan lama.
Sedangkan bila kita melihat kontras pada situs www.kompas.com, situs ini memiliki kontras pada gambar yang tidak terlalu terang, sederhana dan tidak terlalu mencolok sehingga tidak menimbulkan rasa sakit pada mata apabila dilihat dalam waktu yang lama.
16. Perbandingan menu otomotif.
Bila kita melihat tampilan menu berita otomotif antara www.detik.com denganwww.kompas.com kita dapat melihat kelebihan.
Pada situs www.detik.com memiliki beberapa kelebihan di antaranya adalah memiliki menu ataau sajian yang lebih lengkap dan labih menarik. Selain itu pada situs ini memiliki layanan komunitas yang mana di dalam layanan ini terdapat kumpulan dari komunitas penghobi otomotif yang berguna untuk menjalin silaturahmi antara penghobi dunia otomotif serta menjadi tempat sharing bagi sesama pecinta dunia otomotif
Dan pada situs www.kompas.com menu otomotif yang di tampilkan cukup menarik namun masih memiliki beberapa kekurangan diantaranya adalah tidak memiliki menu komunitas pecinta otomotif sepetri yang di miliki oleh www.detik.com.
17. Perbandingan fasilitas lain.
Pada situs www.detik.com memiliki fasilitas yang lebih lengkap yang tidak di miliki oleh www.kompas.com yaitu adalah fasilitas konten tv yang menyajikan siaran tv berita dari dalam negri maupun luar negri. dan selalu menyediakan berita berita terbaru dan ter up to date.
18. Kecepatan publikasi & keakuratan isi berita.
Dalam mempublikasikan suatu berita atau informasi, Detik.com termasuk yang paling cekatan dan cepat. Namun kadang-kadang kebenaran tentang suatu berita yang disajikan belum tentu akurat.
Berbeda dengan Kompas.com, berita yang dipublikasikan memang terkesan agak lambat dari Detik.com, namun berita yang disajikan terkesan tidak mengada -ada (beritanya memang terjamin kebenarannya, bukan hanya isu atau gosip belaka). Kelambatan dalam mempublikasikannya tersebut, mungkin dikarenakan pihak Kompas.com melakukan verifikasi terlebih dahulu terhadap setiap berita atau informasi yang ada.
19. Target pembaca.
Perbedaan desain, bahasa, dan analisa berita tersebut, mungkin memang sengaja dilakukan untuk disesuaikan dengan target pembaca masing-masing situs berita. Jika dilihat dari penampilan desain, bahasa dan analisa berita, target pembaca dari Detik.com adalah kalangan Remaja atau Anak Muda. Sedangkan Kompas.com adalah kalangan Executive Muda atau Business Man.
20. Perbandingan peringkat web dalam taraf nasional.
Pada perbandingan ini kedudukan peringkat antara situs www.detik.com dengan www.kompas .com tidak jauh berbeda yakni hanya berbeda satu tingkatan yang mana situs www.detik.comberada pada tingkatan lebih atas di bandingkan dengan www.kompas.com.
21. Perbandingan pada foto yang di tampilkan.
Bila melihat dari foto foto yang di tampilkan oleh masing masing web, dapat kita temukan beberapa perbandingan tampilan pada foto dari kedua web tersebut, di antaranya adalah:
tampilan foto pada situs www.detik.com, lebih terlihat fulgar, terlalu sadis serta terlalu blak blakan dan memberikan kesan mengerikan terutama yang terdapat pada berita mengenai pembunuhan, kecelakaan, mutilasi serta perampokan.
Sedangkan tampilan foto pada situs www.kompas.com, foto foto yang di tampilkan lebih terkesan lebih sopan dam tidak memberikan kesan yang menakutkan.
KESIMPULAN
Dalam menyusun tugas makalah ini, saya telah merumuskan dan menyimpulkan bahwa antara situs www.detik.com dengan situs www.kompas.com memang memiliki banyak perbedaan, perbedaan dalam hal tampilan, content, serta hal hal yang lainnya yang terdapat didalamnya.
Di antaranya adalah pada saat ini tampilan pada situs www.detik.com memiliki tampilan yang sangat menarik dan lebih modern di bandingkan dengan tampilan www.kompas.com
Selain itu isi dari konten www.detik.com lebih lengkap dan bervariasi di bandingkanwww.kompas.com karna di dalamnya terdapat konten konten yang tidak dapat kita temukan pada situs www.kompas.com.
Selain itu bahasa yang di gunakan oleh situs
www.detik.com lebih ringan dan lebih mudah untuk di mengerti di bandingkan www.kompas.com. Karna www.kompas.com meggunakan bahasa yang lebih formal sehingga sulit untuk di mengerti.
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/DetikCom
https://yuniarfatmasari.wordpress.com/sekilas-tentang-detik-com/
https://moredykatuuk.blogspot.com/2012/10/kelebihan-dan-kekurangan-detikcom.html

Comments